“Empowering people to realize their potential and thrive with purpose and authenticity.”

Hi, I’m Boby Arinto
Educator, public speaker, and writer with over 20 years of professional experience at Kompas Gramedia Group and currently a faculty member at Universitas Multimedia Nusantara, Indonesia.
I help individuals and organizations achieve meaningful growth. I also deliver transformative training programs as a licensed trainer certified by MWS International Malaysia and BNSP Indonesia. As part of my continued growth, I am pursuing a doctoral program at Universitas Esa Unggul Jakarta in partnership with Arizona University, USA, blending advanced academic learning with real-world expertise.
I wish you all the best on your journey; keep learning, and continue to grow, fulfill, and achieve your goals.

About Me
Developing with a Passion While Exploring the World.
For me, growth isn’t just something that happens behind a desk. It’s a way of living. I find inspiration in every place I visit and every person I meet. Whether I’m learning from new cultures, sharing ideas with others, or simply taking in fresh perspectives, each experience fuels my passion to keep growing and to help others do the same. Exploring the world has taught me that learning can happen anywhere, and that curiosity and connection make the journey truly meaningful. My hope is to encourage you to embrace your own adventures and discover the possibilities waiting along the way.
“Keep exploring. Keep growing. Even when the road twists, your purpose will light the way.”
Melintasi Batas, Menyulam Mimpi: Sepenggal Kisah di Universitas Multimedia Nusantara
Ada yang bilang, kampus bukan sekadar tempat belajar. Ia adalah rumah bagi ide-ide yang tumbuh liar, tempat mimpi bercokol, dan persahabatan lintas budaya menemukan jalannya.
Bagi saya, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) adalah semua itu. Sejak 2014, kampus di sudut Gading Serpong ini menjadi panggung perjalanan yang tak pernah saya sangka akan sejauh ini.
Waktu itu, saya masih sibuk bekerja di Corporate IT/IS Kompas Gramedia, ketika kesempatan menjadi dosen homebase datang mengetuk. Awalnya, saya hanya ingin berbagi sedikit pengalaman di dunia kerja melalui mata kuliah Marketing Management. Tapi siapa sangka, seiring waktu, mengajar menjadi bagian yang sulit dilepaskan.
Ruang kelas selalu penuh cerita. Mahasiswa yang datang dengan raut ingin tahu terutama karena saya sering cerita best practice karena sejatinya saya adalah praktisi dari perusahaan yang sering cerita praktik dikaitkan teori, diskusi seru yang terkadang melebar jauh ke isu-isu aktual, hingga malam-malam memeriksa tugas presentasi dan ujian yang sangat menantang daya tahan. Semua jadi bagian dari rutinitas yang anehnya, selalu membuat saya semangat.
Seiring waktu, saya mulai mengampu Event Management dan Business Communication. Di kelas Event Management, kami membuat acara sungguhan. Mahasiswa mengerahkan seluruh kreativitasnya: dari mencari sponsor, menyusun rundown, sampai memastikan acara berjalan mulus. Momen saat mereka berdiri di panggung, melihat hasil kerja kerasnya sendiri, selalu jadi pemandangan favorit saya.
Tahun 2017, langkah saya di UMN berubah arah. Saya dipercaya menjadi Manager International Office sebuah tugas yang membawa saya seolah menyeberangi peta, dari Asia hingga Eropa.
Salah satu kolaborasi yang paling berkesan dimulai dari festival budaya Korea di kampus. Bayangkan, duta besar Korea Selatan datang langsung. Mahasiswa berebut mencoba hanbok, bibimbap dan mencicip kimchi. Rasanya seperti membuka pintu kecil ke negeri yang selama ini hanya mereka kenal lewat drama televisi.
Tak lama setelah itu, mahasiswa UMN mulai merasakan sendiri pengalaman belajar di Korea melalui program pertukaran ke Dankook University. Lalu kerja sama berkembang ke INHA University dalam program Global Logistics Management, yang didukung hibah KOICA untuk pelatihan Smart City dan Big Data. Banyak alumni pelatihan ini kemudian bekerja di perusahaan Korea di Indonesia—sebuah bukti nyata bahwa kolaborasi internasional bisa mengubah masa depan seseorang.
Australia juga menjadi bagian dari perjalanan ini. Bersama Swinburne University of Technology, kami membuka program joint degree. Ketika pandemi memaksa banyak rencana berhenti, UMN justru menjadi Offshore Learning Center bagi University Technology Sydney (UTS), menghadirkan suasana kuliah lintas negara meski mahasiswa tidak perlu naik pesawat.
Kolaborasi dengan universitas besar lain seperti UNSW, RMIT, dan Monash University pun terus berjalan. Sementara itu, puluhan mahasiswa UMN terbang ke berbagai penjuru dunia lewat Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA). Amerika Serikat, Inggris, Finlandia, Jepang, Jerman. Mimpi-mimpi itu kini punya alamat baru.
Inggris juga menjadi mitra istimewa. Bersama Liverpool John Moores University, Teesside University, hingga British Chambers of Commerce Indonesia, kerja sama akademik dan budaya tumbuh dengan cepat.
Tak kalah unik, kerja sama dengan RFH Koln di Jerman memungkinkan mahasiswa kami mengendalikan mesin pabrikasi jarak jauh dari laboratorium di kampus UMN. Bagi banyak orang, itu terdengar seperti potongan kisah masa depan yang bagi kami, itu kenyataan yang membanggakan.
Dari Eropa, cerita berlanjut ke Jepang bersama Musashino University. Mahasiswa UMN berkompetisi dalam program entrepreneurship di Tokyo, pulang membawa pengalaman dan jejaring internasional.
Kolaborasi juga tumbuh di Tiongkok dengan Jilin International Studies University, India bersama Avantika University, dan Filipina melalui universitas-universitas ternama di Manila. Malaysia bahkan menjadi mitra paling aktif, mulai dari UiTM, UCSI, hingga Akademi Warisan Budaya Malaysia yang mengirim dosen tamunya ke UMN.
Namun semua perjalanan itu tak pernah membuat saya lupa pada ruang kelas, tempat awal semua ini bermula. Mengajar Marketing Management, Brand Management, Event Management, dan Business Communication masih jadi rutinitas yang saya rindukan.
Di luar kampus, saya bersyukur pernah dipercaya menjadi pembicara di berbagai pelatihan, mulai dari topik service excellent, public speaking, coaching mastery, hingga komunikasi efektif dan kepemimpinan. Semua kesempatan itu punya benang merah yang sama: membantu orang lain berkembang.
Bagi saya, perjalanan ini adalah bukti sederhana bahwa belajar tidak mengenal garis akhir. Kampus bukan hanya ruang kuliah, ia adalah pintu yang, sekali kita ketuk, akan membuka jalan ke mana saja.
Dan selama masih diberi kesempatan, saya ingin terus berdiri di pintu itu, menyaksikan mahasiswa melangkah, satu per satu, menuju mimpi-mimpinya sendiri.